Home » » Alyssa's Babies ( [ SINOPSIS ] Sekuel BFA )

Alyssa's Babies ( [ SINOPSIS ] Sekuel BFA )


~Ify Viewers~ 

Ternyata pernikahan itu tak semudah yang ku bayangkan, ku pikir tetap bersamanya dan seorang malaikat kecil ku, itu sudah lebih dari cukup. Namun ku salah, justru itulah yang membuat pernikahan ini semakin diuji akan ke kokohannya. 

Cemburu? Ya, ini permasalahannya. Hanya sekecil biji apel, tetapi dengan hebatnya dalam hitungan detik mengembang bagai batu yang sangat besar dan siap menghancurkan istana megah sekalipun. 

Dan saat ini, saat inilah masalah itu akan muncul ditengah-tengah keluarga kecil ku yang benar-benar hangat dan bahagia kala terjadi suatu kehancuran. Canda serta Tawa yang terurai begitu manis justru menjadi tangisan tanpa ada kata akhir dan terus membelenggu ku dalam lautan pedih yang menyiksa ku tanpa ampun. 

"Mama, kita akan kemana? Kenapa harus pergi dari rumah? Apakah Papa mengusir kita?" Aku menatap malaikat kecil ku begitu dalam, kemudian mendekapnya, mengecup puncak kepalanya dengan sayang. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, yang pasti aku harus pergi jauh dari sini. Aku tidak meninggalkannya, hanya ingin memberinya waktu untuk berpikir. 

Hatiku terlalu sakit dan perih atas ucapannya. Ucapan terburuk, dan untuk kedua kalinya Ia mengatakan itu padaku. 

Satu yang pasti dia tahu, "Aku mencintainya, sebagaimana pun dia telah mengecewakan ku. Aku disini berdiri dari kejauhan hanya untuknya. Ku tahu dia melihat ku dari sudut terburuk ku, tanpa melihat ke sudut yang lain. Bahwa aku? Akulah permasalahan ini." 

"Tidak akan, aku tidak akan pernah berhenti mencintainya. Karena saat ini? Saat ini aku berusaha meyakinkannya, bahwa hal yang Ia katakan, bukan seperti adanya. Ia hanya tabu, Ia hanya terpengaruh oleh asap debu cemburu yang kemudian membakar secara perlahan. Aku ingin Ia yang dulu, yang mencintai ku tanpa jeda.....bukan seperti saat ini." 


******** 
~Sivia Viewers~ 

Aku begitu bahagia, sangat bahagia. Menghabiskan waktu selalu berdua dengannya. Tapi kau tahu? Aku merasa takut, aku merasa khawatir akan kehilangan dirinya. Aku tahu diamencintai ku, tapi apakah akan bertahan jika cinta itu tanpa sosok mungil yang mewarnai hari-hari mu, apalagi tujuan pernikahan mu memang untuk mengembangkan keturunan? 

Rasa ke khawatiran ku semakin menjadi, disaat tahun-tahun awal pernikahan itu terjadi. Aku merasa tidaklah sempurna sebagai wanita, aku terus mencemooh diri ku begitu buruk. Tetapi? Dengan lembutnya Ia berkata "Tenang, aku akan terus disisi mu. Itu janji ku." 

Aku selalu bisa tersenyum jika Ia tengah menyelipkan kata dalam itu tepat pada daun telinga ku, aksen yang keluar dari suaranya benar-benar penegasan. Dia....tidak akan meninggalkan ku, aku yakin! 

Semakin menambahnya usia pernikahan ku, dan kabar buruk pun terdengar oleh ku. Kabar yang tidak ingin sekali ku dengar, kabar yang ingin ku kubur sedalam-dalamnya. Aku hanya terdiam, membeku, saat salah satu dokter spesialis kandungan mengatakan. Bahwa aku? Aku tidak akan bisa memberikan keturunan. 


********* 
~Agni Viewers~ 

Dia begitu sibuk, sedikitpun tak pernah meluangkan waktunya sekedar untuk menemaniku ataupun putri kecilnya yang saat ini mulai tumbuh dengan sempurna. Tetapi aku mengerti posisinya, aku mengerti dengan keadaannya sekarang. Karena yang terpenting bagi ku? Aku bisa menatap putri kecil ku yang begitu anggun dan cantiknya tengah melenggak-lenggok bak seperti model yang merupakan cita-citanya. 

Aku tahu, dia sangatlah masih muda. Muda sekali, tetapi aku berusaha untuk mendorong, memotivasi serta memfasilitasinya akan impiannya yang ingin menjadi model tersebut. Tapi ternyata impiannya itu benar-benar ditolak tegas oleh Ayahnya, kendati dengan sabar aku terus memberikan pengertian pada ayahnya. 

Namun tetap, suamiku menentang keras akan impian putri kecilnya itu. Setiap kali itu juga, yang menjadi permasalahan dan pertengkaran hebat ku dengan suami ku. 

Aku tetap memotivasi putri kecil ku, aku tetap melakukannya. Seperti saat ini, membawanya pada sebuah Les khusus model padanya. Aku mencuri-curi waktu atau bahkan berbohong pada Suami ku akan pergi keluar sebentar. Aku harus melakukan kebohongan itu, karena aku tidak ingin putri kecil ku menangis tersedu-sedu dikamarnya. Aku tidak ingin melihatnya menangis. 

"Mama, kata mentor ku. Aku harus membawa Mama untuk Show, dan mama harus menggandeng tangan ku kemudian berjalan berdampingan pada panggung nanti. Apakah mama bisa?" 

'Deg. Bagaikan batu yang menohok tepat pada hati ku, aku meremas dan mengepalkan tangan ku, aku terus menatap mata bulat cantiknya dengan pandangan yang sulit diartikan. Aku tahu, putri ku begitu polos. Usianya sangat begitu muda, tapi? Apa yang Ia katakan tadi? Berjalan berdampingan? Apakah aku bisa? Apakah aku bisa menuruti permintaannya untuk yang satu ini? Ya Tuhan..... 


********
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Frisca Ardayani Book's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger