Home » » Baby For Alyssa ( Part 8 )

Baby For Alyssa ( Part 8 )



Ify membuka pintu kamarnya, namun sebelumnya Ia melirik kearah jam dinding yang menunjukkan malam yang telah larut. Ify meneguk ludahnya susah, berusaha menekatkan dirinya untuk pergi dari rumah ini. Ia tidak mau menikah dengan lelaki yang baru dikenalnya apalagi telah bersikap kasar juga mencaci maki dirinya seperti barang? Ck. Ify tersenyum miris, lalu menuju kamar Clara. Inilah yang membuat Ify tidak bisa meninggalkan rumah ini, Clara pasti akan mencarinya. Ingin sekali Ia membawa Clara ikut pergi bersamanya dari rumah ini, daripada Ia berada disini namun Rio sang Ayah seolah-olah takut pada bayinya sendiri. “Ck. Ayah Bodoh.!”

Ify melangkah pelan tersenyum saat melihat Clara yang tertidur pulas. Ia lalu mendekat dan menyentuh pipi berisi bayi mungil itu. “Hay sayang….,” entah kenapa sulit sekali bagi Ify untuk meninggalkan Clara, Ia tidak akan tahu bagaimana nanti jika Ia meninggalkan bayi ini, Walaupun telah terfasilitasi beberapa pelayan untuknya, “Jaga dirimu baik-baik Clara, Bubu pasti merindukan mu…..,”

“Jangan nakal pada pelayan mu ya, tapi kau boleh nakal jika berhadapan dengan ayah mu yang Gila itu,” Ify tertawa kecil, lalu Ia pun mengecup lembut pipi Clara. “Maafkan Bubu tidak bisa berlama-lama disini sayang, Bubu pamit.” Ia mengelus lembut rambut tebal dan pirang Clara, lalu berbalik namun seketika Ia mematung saat mendapati Rio yang kini berdiri tegap diambang pintu kamar Clara.
“Mau kemana kau malam-malam seperti ini ?.” tanya Rio dengan nada biasa, Ify langsung merutuki dirinya karena lelaki itu kini tengah menatapnya dengan tatapan selidik. Ify bergeming dan gelisah saat lelaki itu mendekatinya tapi Ia tiba-tiba berhenti dengan jarak 1 meter, Ify ingat bahwa lelaki ini tidak akan pernah melanggar jarak itu jika berdekatan dengan Clara.

“Aku ingin menjelaskan semua pertanyaan mu, yang selalu ku rahasiakan dari mu.” Ify meneguk ludahnya susah. Penjelasan semuanya ?Tidak, Ia tidak membutuhkannya lagi, yang Ia inginkan adalah secepatnya melarikan diri dari tempat ini. Ify menggeleng, “Tidak. Terima kasih, Aku rasa tidak membutuhkan jawaban itu lagi. Aku harus pergi dari rumah ini, aku…. Aku akan…,”

“Tidak Ify. Kau tidak akan pernah pergi kemana pun. Karena kita akan segera menikah secepatnya.” Rio memotong cepat kalimat Ify dan mampu membuat Ify merasa diremehkan sebagai perempuan yang lemah. “Kau pikir aku mau menjadi istri kedua mu? kau pikir aku mau menerimanya begitu saja. Dan kau pik….,” Seketika Ify berhenti berbicara saat Rio mendekat lalu mencium lembut puncak kepalanya lalu turun pada keningnya. Ify seketika membisu, ucapannya terhenti begitu saja. “Aku terlalu cemburu melihat semua ke mesra’an mu bersama Zariel, Semua perkataan ku semua ucapan ku yang menyakiti mu hanya ungkapan kecemburuan ku.” Kembali Rio mengecup lembut kening Ify untuk kedua kalinya. “Istri ku telah lama meninggal, dan mengenai perasaan ku, sebenarnya untuk pertama kali melihat mu. Aku…..,” rio menggantungkan kalimatnya, menatap lembut sepasang mata yang kini menatapnya dengan wajah yang lucu mungkin karena syok.

“…..Menyukaimu.” tutup Rio dalam kalimatnya, seketika Ify sadar lalu mundur. Rio berbalik dan melangkah meninggalkan kamar itu, namun sebelumnya Ia menoleh tanpa berbalik menatap Ify, yang mematung menatapnya. “Aku rasa, itu cukup untuk membuktikan kepemilikan. Kau.. milikku Alyssa,” Akhirnya lelaki tampan itu benar-benar menghilang dibalik pintu, dan sekarang barulah saatnya Ify bernafas sebaik mungkin, desahan nafasnya memburu, wajahnya seketika merona.

Apa yang dikatakan lelaki itu tadi ? Istrinya telah lama meninggal ? dia menyukainya saat pertama kali bertemu? lalu kecupan tadi ? tanda bukti kalau lelaki itu benar-benar ingin ,menikahinya ? Hey ! ada apa ini sebenarnya ? Tidak ! ify tidak boleh percaya begitu saja, lagi pula Ia tidak mempunyai perasaan apapun. Belum lagi tadi ? lelaki itu sudah mulai mendekatkan diri pada Clara, lihat saja saat dia menembus batas 1 meternya begitu saja saat mendekati Ify. Seketika Ia pun lupa dengan rencananya untuk pergi dari rumah ini karena terus memikirkan teka-teki yang sedang Ia jalani saat ini yang benar-benar…. Memuakkan !

******

Dibalik tangga, Rio tersenyum penuh kemenangan. Ia pastikan perlakuannya tadi cukup untuk membuat Ify bertahan dirumah ini untuk beberapa saat, ia harus bisa lebih memperlakukan gadis itu dengan rasa sayang yang berlebih. Agar nantinya ia dengan mudah melakukan rencana yang sudah ia rencanakan begitu rapi. “mungkin hanya 2 atau tinggal 3 langkah lagi, dan kau…. Benar-benar masuk perangkap ku Ify.” Ucap Rio seraya tersenyum licik
“atau mungkin, aku harus melakukan hal yang lebih menantang dari yang tadi ? ku rasa itu ide yang lebih tepat.” Rio tertawa pelan penuh rasa dendam, lalu melangkah pergi menuju Rumah Sakit tempat Agni dirawat.

*****

Sivia baru saja bangun, lalu keluar dari kamar tamu. Lantas duduk disofa ruang santai, tak beberapa lama menatap Alvin yang baru saja keluar dari kamarnya dan telah segar juga rapi, berbeda sekali dengan dirinya yang terlihat kusam dan dekil apalagi pakaiannya sekarang yang telah begitu kotor. Ia ke kota ini hanya untuk memberikan uang kontrakan ify lalu menginap dirumah ify sebentar dan bermaksud meminjam pakaian gadis itu saja, karena ia memang tidak berniat membawa pakaian. Tapi apa ? bertemu dengan gadis itu saja tidak, bagaimana ia bisa meminjam pakaiannya. Sivia mendesah lesu….

Alvin memperhatikan Sivia yang awalnya menatap dirinya, lalu melihat Gadis itu menatap ke arah lain dengan tatapan kosong. Sepertinya Sivia lagi melamun pikirnya, Alvin mendekat lalu duduk disofa tepat disamping gadis itu. “Kau kenapa ? lapar ?.” Sivia langsung sadar lalu menatap Alvin sebenatar lantas menggeleng, membuat Alvin mengkerutkan keningnya. “lalu ?.” Kembali Alvin bertanya karena tidak puas akan jawaban gadis berlesung pipi disampingnya ini.

“aku iri dengan mu, bisa mandi dan berpakaian rapi juga wangi. Sedangkan ak……,” tanpa permisi Alvin langsung menarik Sivia, membuka pintu apartemennya lalu menguncinya kembali dengan key card. Sivia menatap bingung ke arah Alvin,mencoba bertanya melalui matanya. Kemana lelaki ini akan membawanya ? tak ada kecurigaan sedikitpun dari tatapan Sivia, “kita Akan membelikan mu pakaian.” Jelas Alvin. “karena diapartemen ku sama sekali tidak tercatat untuk menyimpan pakaian wanita.” Sambung Alvin kemudian sontak membuat Sivia merona merah karena malu sekaligus ingin marah, bisa-bisanya lelaki ini begitu santai mengucapkan kalimat itu dihadapannya.

“setelah itu, kita akan menemui Ify.” Sambung Alvin. Entah kenapa, Sivia lebih memilih diam daripada berontak seperti mereka bertemu kemarin. Dan membuat setiap kali jantungnya berdegup tak beraturan jika melihat mata tajam Alvin jika sedang menatapnya. Perihal Ify ? bagaimana lelaki ini mengetahui ify dan rumah kontrakan sahabatnya itu ? Alvin selalu saja mengalihkan pembicaraan jika Sivia bertanya akan hal itu, dan Ia pun terus mengatakan, “kau akan tahu penjelasannya, jika kita bertemu Ify.” Mampu membuat Sivia berhenti bertanya saat itu juga.

*******

Zariel, langsung masuk ruangan serba putih ini lalu mengunci pintu. Ia tersenyum sinis saat mendapati Rio yang baru saja keluar dari ruangan ini, ‘sepertinya dia menginap disini.’ Pikir iyel. Lalu kembali melangkah kearah perempuan yang kini terbaring memejamkan mata namun yang membuat Iyel heran, peralatan medis yang biasanya memenuhi tubuh Gadis ini sedikit berkurang. Iyel mengkerutkan keningnya sebentar,dan kini berdiri tepat disamping Bed perempuan ini.
“Kau tahu ? karena kau, hidup ku kacau berantakan !.” Ucap Iyel penuh marah, namun nadanya tidak tinggi tapi cukup tajam. “jika saja kau tidak menjadi pengacau, semuanya tidak akan pernah jadi seperti ini, Bodoh.” Tatapannya benar-benar tatapan yang sangat murka
Iyel lalu tersenyum pahit lantas membuang muka. “sampai detik ini ? aku tidak pernah menganggap mu sebagai Istri ku Agni. Tidak pernah ! Dan Clara ? itu hanya sebuah bentuk kesalahan ku, walaupun begitu aku tidak pernah membenci bayi itu aku bahkan menyayanginya. Tapi tidak untuk kau !.”

“jahat memang, tapi kau lebih berperan dalam kejahatan ini! kau menyakiti 3 hati sekaligus. Aku, Ify dan terakhir mantan tunangan mu sendiri, Rio.” Desis Iyel tajam, kembali pikirannya melayang saat pertengkarannya dan Rio malam kemarin, pernyataan Rio yang akan menikahi Ify sebagai bentuk pembalasan dendam. Membuat hati Iyel remuk seketika, bagaimana pun usaha Rio nanti, Iyel bersumpah tidak akan membiarkan Rio melakukan hal bejat itu. Apalagi ini Ify ? Ify yang sangat dicintainya, Ify yang telah tersakiti dan sekarang akan masuk kembali dalam luka.

Iyel mengacak rambutnya frustasi, Ia terduduk dikursi masih tepat disamping Bed Agni. “Jika Rio berhasil dengan rencananya untuk menyakiti Ify. Maka aku ? aku akan melakukan hal yang sama, sekalipun kau adalah Ibu dari anak ku sendiri.” Iyel beranjak ingin melangkah pergi namun seketika Ia mematung saat mendapati tangannya digenggam lembut oleh….. Agni. Iyel menoleh dan benar saja, mata perempuan itu menatapnya sayu, yang membuat Iyel lebih terkejut lagi adalah air mata Gadis itu mengalir dengan derasnya. Iyel meneguk ludahnya, apakah ? apakah sejak tadi memang perempuan ini mendengar semua yang Iyel ucapkan ? benarkah itu ?. sepertinya memang benar, melihat buliran bening itu mengalir sudah menjadi bukti sejak tadi perempuan ini memang mendengar semuanya. Secepat inikah Agni telah sadar dari komanya selama ini ? secepat ini kah ?. dan dokter juga mengatakan bahwa Agni akan lumpuh permanen tapi kenapa sekarang tangannya digenggam lembut oleh perempuan ini, banyak kemajuan yang tidak Iyel ketahui ternyata, tentang perkembangan Agni. Seharusnya Ia lebih mngetahuinya lebih dulu….

“Ma..af.” hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya, bibir mungil yang mirip sekali dengan Clara, bayi mereka. Iyel melepaskan tangannya kasar, menatap tajam tepat ke mata Agni. Dan Ia tidak peduli dengan buliran bening itu terus membanjir pada pipi cantik Agni. “Sejak kapan kau sadar dari tidur panjang mu ini, katakan.” Ucapnya begitu tajam, Agni memejamkan matanya. Sakit yang Ia rasakan tidak sebanding dengan perlakuan kasar Zariel terhadapnya dari semenjak mereke menikah bahkan sampai saat ini, “Apakah Rio tahu bahwa kau telah sadar ?.” tanya Iyel lagi yang merasa Perempuan ini benar-benar membuat emosinya memuncak seketika, perempuan itu menggeleng tapi kini Ia tidak berani menatap mata tajam Iyel yang saat ini penuh dengan kemarahan yang besar.

Iyel berdecak. “Akting yang perlu diberi penghargaan ya Agni.” Rahang Iyel mengetat sempurna, sudah tak mampu untuk menahan kemarahannya. “Sudah berapa kali kau membohonginya, hah ? Sudah berapa kali tindakan kebaikannya kau balas dengan keburukan ? Sudah berapa kali ketulusannya kau balas dengan pengkhianatan ? SUDAH BERAPA KALI AGNI ? SUDAH BERAPA KALI !.” Desahan nafas Iyel benar-benar tidak teratur, Agni masih tetap menangis dan tak berani sedikit pun untuk melihat Zariel.

“kau perempuan yang benar-benar tidak mempunyai perasaan. Dia yang selalu menunggu mu disini, dia yang selalu menceritakan perkembangan Clara pada mu, dia yang selalu mencemaskan mu dan terus bertanya kepada dokter akan perkembangan mu. tapi kau … Cishh.” Iyel menggelangkan kepalanya benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarya diinginkan Perempuan ini. “kau benar-benar tidak tahu terima kasih, masih ingin kau mendapatkan bagian lebih dari ku ? Tidak ! itu tidak akan pernah kau dapatkan, karena kau ? kau yang menjadi faktor utama dalam ke kacauan ini.” Iyel pun langsung melangkah pergi begitu saja, meninggalkan Agni yang masih menangis. Agni tahu, semua penyebab ini adalah dirinya sendiri.

“Maafkan aku, hanya ini yang bisa ku lakukan. Karena aku mencintai mu Zariel.” Batin Agni lirih


*********

Setelah mendapatkan, Informasi dari salah satu pelayan Rumah Rio. Bahwa Ia diminta untuk menemui lelaki itu di ruang kerjanya, mau tak mau Ify menyetujuinya. Sekaligus Ia juga ingin berpamit secara baik-baik dan menolak secara sopan akan keinginannya untuk pergi dari rumah ini. semoga saja Ia bisa pergi, Ify langsung masuk saat setelah selesai mengetuk pintu dan mendengar suara Rio yang menyuruhnya ‘masuk’. Dengan langkah gugup Ify pun berdiri tepat dimeja kerja Rio, Rio menatap gadis di depannya dalam dan tersenyum sayang untuk Ify membuat gadis itu risih.

“duduklah.” Ify pun duduk tepat dihadapan Rio tak berapa lama pelayan Rio masuk membawakan 2 gelas teh aroma melati yang ranum. “silahkan di minum Ify.” Rio mempersilahkan, dan Ify kembali menurutinya. “tidak apa-apa aku menuruti kemauannya dulu, karena sebentar lagi aku juga akan pergi dari sini.” Ify membatin

“aku ingin membicarakan tentang pesta kita, aku ingin kau yang memilih sendiri desain pakaian pengantin kita nanti.” Ucap Rio lembut, lalu menyodorkan beberapa desain foto pakaian pengantin yang berkelas sama sekali bukan tangan perancang dari Indonesia melainkan dari Perancang Luar terkenal. Ify menatap Rio lalu menyodorkan kembali desain foto itu pada Rio. “Maaf, aku tidak bisa. Aku tidak ingin menikah dengan…..,” Ify tiba-tiba merasakan kepalanya pusing, Rio pun lalu beranjak untuk menopang Ify yang hampir jatuh. “Ify kau kenapa ?.” tanya Rio cemas

“Kepa..la ku.. pus..sing.” saat itu juga Ify pun pingsan, dan Rio ? ternyata semua ini adalah rencananya. Ia tersenyum sinis, lalu memanggil pelayannya. “Persiapkan semuanya, atur kamar sebaik mungkin.” Perintah rio kepada pelayannya. “baik Tuan.” Jawab pelayannya

“Tunggu.” Tahan rio, pelayannya itu pun berbalik dan menunduk. “apakah kadar yang kau berikan padanya membuatnya tertidur hingga besok ?.” Tanya Rio kembali, “benar Tuan, Nona akan tertidur hingga besok dan tidak akan menyadari akan hal yang Ia lakukan selama tertidur.” Jelas sang pelayan. “bagus, kau boleh pergi. Secepatnya bersihkan kamar ku.” Pelayannya pun kembali melangkah ke kamar sang Tuan

Rio menatap Ify sengit. “Yah sayang, ini adalah langkah jitu untuk mengikat mu. Kau akan menjadi milik ku.” Rio kembali tersenyum, “setelah kau sadar, kau boleh pergi kemana pun kau mau. Tapi jika nanti kau menyadari akan perubahan dari diri mu. saat itu akulah yang kembali membawa kesini.” Ucap Rio memandang penuh arti diperut Ify. 
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Frisca Ardayani Book's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger