Home » » MY DEATH ( Part 1 )

MY DEATH ( Part 1 )


Tittle :: My Death 
Author :: Frisca Ay 
Genre :: Action, Romance, 



***** 

Kakinya terus melangkah menelusuri tanah lembap yang telah menyelimuti sebagian sepatu cantiknya, Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan secara bergantian. Menahan seluruh ketakutannya akan sesuatu yang buruk kapan saja mengintainya saat ini, namun setidaknya Ia bisa waspada dengan lingkungan sekitar, sehingga Ia tidak berlaku ceroboh lalu membuat nyawanya kembali terancam. 


Ia terus melangkah, melewati beberapa batur nisan yang menjadi sambutan akan langkah kakinya. Setelah melihat sepasang gundukan tanah yang telah lama, namun terlihat bersih dan rapi karena terus-menerus dibersihkan oleh pembersih pemakaman. Ia lalu duduk diantara sepasang makam itu, menatapnya bergantian tanpa terasa air matanya mengalir sudah. “Aku berjanji, akan membalas kematian Papa dan Mama.” Ungkapnya disela-sela tangis yang terus membanjir. “Aku tidak akan pernah berhenti sebelum mereka semua mati ditangan ku sendiri.” Kemudian secara bergantian Ia mengecup sepasang batur nisan yang merupakan makam kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya yang meninggal dengan sangat tragis didepan matanya sendiri, tergeletak tak bernyawa lengkap dengan balutan darah merah segar mengelilingi diantara keduanya. -Leaderfy Galyssa- Gadis mungil ini harus menanggung semua kesepian dan ketakutan sendiri dikala Ia masih berusia 5 tahun, walaupun hidup dalam kemewahan hanya membuat dirinya merasa terus diintai dari hari ke hari sampai saat ini ia tumbuh dewasa menjadi seorang Gadis yang cantik dan anggun. 


Semenjak kematian kedua orang tuanya, Ia hanya diasuh oleh lembaga perusahaan keluarganya diluar negeri. Karena umur Leaderfy yang kerap disapa Ify ini belum bisa mengklaim hak atas ahli waris kedua orang tuanya. Ify akhirnya tidak lagi diasuh oleh Lembaga perusahaan Ayahnya namun Ia dibesarkan oleh bibi dan pamannya di Eropa, yang saat itu memang tidak mempunyai seorang anak. Ify dibesarkan dengan penuh kasih sayang walau terkadang Ify tidak bisa bersikap normal seperti anak-anak seumurannya waktu itu. Ia selalu menangis, tertawa bahkan berteriak memanggil kedua orang tuanya, guncangan jiwa membuat akal sehatnya terganggu selama 2 tahun. Bibi dan pamannya pun berinisiatif untuk melakukan terapi kejiwaan pada Ify kecil, pada akhirnya pun terapi kejiwaan itu berangsur 3 tahun lamanya disaat Ify berusia 10 tahun membuahkan hasil. Sejak saat itu, Ia tidak pernah lagi mengalami hal-hal buruk ataupun kembali trauma dimasa lalunya hingga saat ini tumbuh dewasa. 


Disinilah Ia, kembali memasuki area yang kapan saja menjadi neraka baginya. Tapi inilah yang sebenarnya Ia inginkan, ingin membalas semua yang telah dialami oleh kedua orang tuanya. Namun hingga saat ini Ia masih bingung, apa yang harus Ia lakukan sekarang. Dan belum genap 2 minggu Ia kembali ke negeara ini, negara yang telah menjadi trauma tersendiri baginya. Dan ternyata para Pembunuh Pengintainya telah mengetahui akan dirinya yang kembali ke negara ini yang merupakan sebagai buronan dimasa lalu yang berhasil meloloskan diri, anak dari sepasang suami istri yang telah berhasil mereka bunuh. 


Ify kembali ingat akan pesan bibi dan pamannya, bahwa nanti Ia pasti akan terus bertemu dengan seorang pemuda. Pemuda yang selalu menjadi bayangannya, Ia akan datang dan menyelamatkan Ify jika gadis itu dalam keadaan yang berbahaya. Bagaimanapun mencekamnya Ify pemuda itu pasti selalu ada dan tidak akan pernah terlambat untuk menyelamatkannya…. Dan ternyata Bibi dan Pamannya tidaklah berbohong, Pemuda itu memang ada bahkan saat pertama kali mereka bertemu diToko buku saat itu. 


Ify yang tengah asyik mencari Novel kesukaannya, menelusuri setiap novel dengan jemari mungilnya seketika terkejut saat mendengar suara tembakan senjata Api tepat mengarahnya, tanpa disangka saat itu pula ternyata tubuhnya terlindungi oleh sosok Pemuda yang merengkuhnya dan Ify merasakan dengan sangat jelas, tubuh kokoh Pemuda itu tertembak. Posisinya yang saat itu merengkuh Ify, dengan hitungan detik saat peluru itu berhasil terbang bebas ke udara dan mengenai Pemuda itu Ia langsung saja berbalik dan menembak seseorang yang sejak tadi telah mengintai Ify dibalik rak-rak buku. Ify membeku saat pemuda itu menembak tepat leher seseorang yang tadinya berusaha menembak Ify, ify meneguk ludahnya susah seluruh pengunjung telah berhamburan keluar lengkap dengan petugas dan penjaga toko buku hanya menyisakan Ify, sang pemuda dan seseorang yang berusaha membunuh Ify tadi yang tergeletak dan lehernya yang terkoyak mengeluarkan darah segar serta urat nadi lehernya yang terjulur keluar. Ify seketika mual pikirannya kembali ke masa lalu dimana kejadian kedua orang tuanya mengalami hal yang sama seperti itu. 


Pemuda itu berbalik dan mendapati Ify yang tengah memegang kepalanya pusing, sebelum gadis itu ambruk Ia telah berjaga duluan. “bukan saat yang tepat jika kau ingin tertidur sekarang, bangunlah.” Perintah pemuda itu, Ify langsung tersadar kembali. “Kau tertembak ?.” Ucap Ify, Pemuda itu hanya mengekerutkan keningnya. “Aku menggunakan Jaket Safety.” Balasnya dingin lalu Ify hanya bisa pasrah saat lengannya dihela oleh Pemuda itu untuk meninggalkan Toko Buku yang menjadi angker seketika. 



Ify kembali sadar, lantas Ia beranjak untuk meninggalkan pemakaman kedua orang tuanya yang telah meninggalkannya 15 tahun yang lalu. Ia melangkah dengan pelan, kembali pikirannya mengingat siapa pemuda itu sebenarnya ? Siapakah namanya ? Kenapa Ia terus ada disaat Ify mengalami kejadiaan yang selalu saja membuat nyawanya melayang ?. berbagai kelabat pertanyaan berputar hebat diotaknya, membuat ify mau tak mau harus memijat kepalanya sejenak. “Ayolah, tidak seharusnya kau memikirkan pemuda itu Ify.” Gumam Ify masih terus memijat kepalanya yang pusing. 



“kau memikirkan ku ?.” Ify langsung melompat dan memandang siapa yang bersuara, Ify pun menoleh ke Belakang. Dilihatnya seseorang yang kini tengah mengayun-ayunkan senjata Apinya dengan begitu ahli lalu mengarahkan tepat dikepala Ify. “Katakan bagian mana kepalamu yang sakit, biar ku obati dengan Pistol kesayangan ku ini.” Ujarnya tersenyum sinis. 


******* 

Lelaki itu mematung, wajahnya yang tampan mengisyaratkan sebuah kesan kharismatik bagi para perempuan manapun. Namun sayang, ketampanannya itu harus rusak dengan kekurangan fisiknya, Yah ! Ia hanya bisa bertopang tubuh pada sebuah kursi roda yang telah mejadi sahabatnya sejak berumur 8 tahun. Melakukan semuanya dengan keterbatasan walaupun Ia memang hidup dalam sebuah keluarga yang sangat kaya-raya, Biarpun dalam keterbatasan Ia mampu bekerja dan memimpin Perusahaan keluarganya hingga berkembang pesat. Namun, yang Ia inginkan hanya satu…. 

Ia menginginkan Gadis itu untuk bersamanya, menginginkan Gadis itu untuk selalu berada disampingnya. Seorang pelayannya mengetuk pintu kamarnya, lalu memberi hormat kepada sang tuan seraya membungkuk sepinggang. “Maaf Tuan, saya mendapatkan Informasi tentang Gadis itu.” 

“katakan.” Balasnya dingin pandangannya masih terpatri jelas kedepan dengan tatapan begitu kosong tanpa ingin menoleh. “Dia telah kembali dari Eropa, dan dia berniat akan membunuh dengan tangannya sendiri atas kejadian kedua orang tuanya.” Lelaki itu tersenyum miris saat mendengar penjelasan dari pelayannya. 

“Biarkan saja dia membunuh ku,” lelaki itu menghela nafas. “kita lihat saja nanti seperti apa usahanya mencari tahu akan perihal pembunuhan orang tuanya.” Lanjutnya, sang pelayan hanya mengangguk saja tanpa ekspresi. “yang jelas, terus perhatikan apa saja yang diperbuatnya selama aku menyibukkan diri dalam dunia bisnis ku.” Perintah lelaki itu 

“baik tuan.” Pelayan itu pun akhirnya berbalik meninggalkan sang Tuannya yang memang menginginkan waktu untuk menyendiri. Lelaki itu tersenyum, tersenyum tanpa arti lalu meraba meja kecil yang berada disampingnya saat ini. Menarik laci meja, lalu menemukan sesuatu setelahnya Ia pun menggenggam benda tersebut dan meletakkannya dipangkuannya. 

“setelah kau tahu akan perihal diriku yang membunuh kedua orang tua mu. Aku bersedia terbunuh oleh tangan mungil mu itu, namun sebelumnya kau juga harus ikut Mati bersama ku sayang.” Gumamnya lalu menatap sebuah senjata Api kecil yang terlihat Tua dan Kuno, “Satu tembakan. Cukup membuat tubuh mungil mu itu ikut tumbang bersama ku.” Lagi-lagi Ia bergumam dengan penuh penekanan. 


******* 

“Hah ! kenapa tidak langsung kau bunuh saja dia ? apa yang kau lakukan sejak tadi ?.” Gadis itu berucap dalam kemarahan yang memuncak, matanya menatap tajam lelaki yang kini berdiri disampingnya yang tengah tersenyum. “Tenang sayang, aku rasa tadi bukanlah waktu yang tepat. Ku pikir kau menginginkan dia tersiksa dulu bukan ? daripada mati begitu saja ?.” Perempuan itu nampak berpikir lalu meneguk kembali segelas minuman yang sejak tadi berada ditangan mungilnya. 

Ia berdesis. “Kau benar, tapi aku ingin melihat dengan jelas Gadis itu bagaimana rupanya.” Gadis itu bergumam, “Dia gadis yang cantik dan anggun.” Komentar Lelaki disampinya itu, Gadis itu menoleh dan menyemburkan seluruh minuman dimulutnya dengan kasar tepat diwajah lelaki disampingnya itu. “Kurang ajar kau, berani-beraninya kau memuji dia dhadapan ku ? kau ingin mati sekarang juga ?.” Refleks Gadis itu merogoh sakunya, begitu saja Ia menekan Pistolnya seketika lelaki itu rubuh dihadapannya. 


Ia menatap sinis lelaki itu yang telah tergeletak tak berdaya dilantai kamarnya, dengan segera para pelayan pun langsung mengangkat lelaki itu meninggalkan kamar gadis ini yang tengah menahan amarahnya. “aku tidak akan melakukan hal yang menyakiti mu, jika kau tidak bersikap bodoh dihadapan ku seperti tadi sayang.” Gumamnya tersenyum manis. 


“hanya satu tembakan penyuntik tidur kau pingsan begitu saja, ckck. Dasar lelaki lemah.” Umpatnya lagi, lalu meletakkan pistol penyuntik kesadarannya di atas tempat tidurnya. “Bagaimanapun juga, aku mencintai mu dan semua kebodohan mu itu.” Lanjutnya lalu melangkah keluar kamar. 

****** 
Share this article :

1 komentar:

  1. Wahhhh,, baru bca part 1, udah bikin penasaran banget sama kelanjutannya, kayak banyak misteri yg harus diungkapkan, dan itu sumpah,,,, bikin aku penasaran banget.
    Keep writing ya, semangat..!!!

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Frisca Ardayani Book's - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger